Lanjut ke tugas ketiga desain pemodelan grafik yuk..... Disini ditanyakan "Simulasi itu penting ngga sih buat seorang IT?"
Menurut saya, simulasi buat seorang IT itu penting karena apa ya? karena memperkecil resiko terjadinya kecelakaan pada sesuatu yang akan kita buat. salah satu contohnya adalah simulator pilot, karena pilot disini memegang peran penting dalam maskapai penerbangan kalo ngga ada pilot pesawat ngga bisa terbang deh.
Nah terus kalo buat wajib apa ngganya itu tergantung banyak faktor yaitu dilihat dari segi kesulitan, biaya, dan waktu.
Itu adalah menurut pendapat saya tentang penting apa ngganya simulasi kalo ada yang ngga setuju gapapa bisa kasih pendapat lain. Terima kasih semoga postingan yang saya buat bisa bermanfaat hehe
Rabu, 10 Oktober 2012
Selasa, 09 Oktober 2012
Contoh Kecelakaan Akibat Simulasi Gagal
Disini saya akan melanjutkan tugas kedua desain pemodelan grafik. Tugasnya itu disuruh mencari contoh simulasi yang gagal. Maksudnya itu pada saat dibuat simulasinya kita sudah mengantisipasi kegagalannya tapi pada saat dipake di dunia nyata malah tidak sesuai perhitungan dan menyebabkan kecelaan.
nih dia contoh yang saya ambil :
Penyebab Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl – Ukraina
Reaktor Chernobyl jenis RBMK didirikan di atas tanah rawa di sebelah
utara Ukraina, sekitar 80 mil sebelah utara Kiev. Reaktor unit 1 mulai
beroperasi pada 1977, unit 2 pada 1978, unit 3 pada 1981, dan unit 4
pada 1983. Sebuah kota kecil, Pripyat, dibangun dekat PLTN Chernobyl
untuk tempat tinggal pekerja pembangkit itu dan keluarganya.
Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna
pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda
seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, AS dan Prancis,
yang merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet (pada waktu itu)
sebagai pioner pertama.
Secara garis besar, bencana Chernobyl dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada 25 April 1986 reaktor unit 4 direncanakan dipadamkan untuk
perawatan rutin. Selama pemadaman berlangsung, teknisi akan melakukan
tes untuk menentukan apakah pada kasus reaktor kehilangan daya turbin
dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem pendingin
tetap bekerja sampai generator kembali beroperasi.
Proses pemadaman dan tes dimulai pukul 01.00 pada 25 April. Untuk
mendapatkan hasil akurat, operator memilih mematikan beberapa sistem
keselamatan, yang kemudian pilihan ini yang membawa malapetaka. Pada
pertengahan tes, pemadaman harus ditunda selama sembilan jam akibat
peningkatan permintaan daya di Kiev. Proses pemadaman dan tes
dilanjutkan kembali pada pukul 23.10 25 April. Pada pukul 01.00, 26
April, daya reaktor menurun tajam, menyebabkan reaktor berada pada
situasi yang membahayakan.Operator
berusaha mengompensasi rendahnya daya, tetapi reaktor menjadi tak
terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, operator dapat
menangani masalah, namun mereka tidak dapat melakukannya dan akhirnya
reaktor meledak pada pukul 01.30.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 (level paling atas) yang
disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan INES (The
International Nuclear Event Scale). Di samping kesalahan operator yang
mengoperasikannya di luar SOP (standard operation procedure), PLTN
Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan
oleh IAEA (International Atomic Energy Agency). PLTN Chernobyl tidak
mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk
menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor.
Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan
kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung
oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan
dengan tidak memiliki kungkungan.
Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor,
yakni tidak stabil pada daya rendah – daya reaktor bisa naik cepat tanpa
dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment).
Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara.
Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya
delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30,
agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor
dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang
bertanggung jawab terhadap operasi reaktor.
Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya
keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah
diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Penilaian atas berbagai kelemahan PLTN Chernobyl menghasilkan
evaluasi internasional bahwa jenis kecelakaan seperti ini tidak akan
mungkin terjadi pada jenis reaktor komersial lainnya. Evaluasi ini
ditetapkan demikian karena mungkin berdasarkan analisis jenis reaktor
lain yang memenuhi persyaratan keselamatan yang tinggi, termasuk budaya
keselamatan yang dimiliki para operator sangat tinggi.
Dari contoh kegagalan simulasi diatas ternyata reaktor nuklir yang ingin diuji coba menimbulkan kegagalan. Karena pada saat ingin diuji, operator memilih mematikan beberapa sistem keselamatan agar reaktor nuklir bisa berjalan tetapi kenyataannya malah ngga justru membawa kecelakaan dan akhirnya reaktor nuklir tersebut meledak.
Langganan:
Postingan (Atom)